Pentas Tunggal 2025 “Sang Gila: Surya”

Pentas tunggal "Sang Gila: Surya"
Pentas Tunggal “Sang Gila: Surya”, (creartips)

Malang — Pentas tunggal 2025 yang diselenggarakan oleh LSO Sanggar Seni Jalu yang bertajuk Sang Gila: Surya, pada 31 Mei 2025. Acara ini berlangsung di Lorong Masjid AR Fachruddin, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan tiket masuk sebesar Rp 10.000 (presale) dan Rp 15.000 (OTS).

Kru Pertunjukan

Pentas tunggal ini, ditulis dan disutradarai langsung oleh N. Safier dengan empat orang aktor yaitu Reza Narawangsa, Nazua Windiyani, Choirul Anwar dan Faiz Abdillah. Kegiatan ini menjadi wadah eksplorasi seni sekaligus refleksi atas dinamika dunia kesenian dan identitas.

Sinopsis Cerita

Pertunjukan pentas tunggal ini mengisahkan tokoh bernama Surya yang mencari ketenangan melalui seni, setelah pensiun dari dunia pemalsuan identitas. Namun, ketenangan tersebut tidak berlangsung lama. Dalam prosesnya, ia justru terlibat dalam konflik yang berkaitan antara ketamakan, citra, dan pengkhianatan di balik aktivitas berkesenian. 

Surya sendiri juga ingin mencari jati dirinya setelah pensiun dari dunia pemalsuan identitas. Ia ingin hadir kembali menjadi yang lebih baik lagu yaitu menjadi aktor yang terkenal.  

Filosofi Judul

Dari tajuk “Sang Gila: Surya” menurut Ken, sebagai pimpinan produksi dalam pertunjukkan kali ini. Kegilaan atau kewarasan tidak bisa diprediksi, karena kegilaan menurut masing-masing orang memiliki arti yang berbeda-beda. 

Baca Juga: Sanggar Bell Ba Ba UMM Pentaskan “Bagai Pinang Dibelah Dua”

Dalam cerita ini juga semua tokohnya hanya berpura-pura gila untuk mencapai tujuan tertentu. “Gila di sini mereka seperti memakai topeng gila, karena sebenarnya mereka itu tidak gila. Mereka hanya menutup kepribadian mereka untuk tujuan tertentu,” Ujar Ken.

Ia juga menambahkan tentang akhir dari cerita ini. “ tapi ending cerita ini juga tergantung dari sudut pandang dari masing-masing penonton. Menurutku karena masing-masing orang punya definisi gila sendiri,” ujar Ken. 

Tujuan

Tujuan dari pertunjukkan ini adalah mengajak penonton untuk merenungkan kembali makna seni, kejujuran dalam berkarya, serta pentingnya integritas. Khususnya di tengah maraknya pencitraan dan kepentingan personal dalam dunia kesenian.

Pesan Sosial dan Misi Sanggar

Melalui pertunjukkan pentas tunggal ini, Sanggar Seni Jalu ingin menyampaikan bahwa tidak semua bentuk ekspresi yang ekstrem dalam seni merupakan ambisi. Akan tetapi, bisa menjadi refleksi jujur atas realitas sosial.

Perunjukkan ini juga menjadi bagian dari program rutin tahunan sanggar dalam mengangkat isu-isu sosial dan kemanusiaan dalam teater. Sanggar Seni Jalu sendiri dikenal sebagai komunitas mahasiswa yang aktif dalam berbagai pementasan seni budaya. 

Harapan dan Komitmen Sanggar

Acara ini diharapkan mampu mendorong apresiasi publik terhadap karya seni yang tidak hanya estetis, tetapi juga kritis terhadap realitas. LSO Sanggar Seni Jalu berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang berkesenian yang jujur, reflektif, dan relevan dengan persoalan zaman. 

Baca Juga: Festival Kesenian Tradisional Se-Malang Raya  

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *