
Musik “dangdut” yang dulunya identik dengan acara hajatan dan generasi lebih tua. Namun kini, “dangdut” menemukan kembali jalurnya di kalangan Gen Z. Lagu yang dipopulerkan oleh Tenxi, Naykilla, dan Jemsii, “Garam & Madu” adalah salah satu contoh karya musik “dangdut” yang berhasil masuk ke hati gen Z. Lagu ini menyatukan tradisi dan modernitas dalam satu irama yang menyentuh sehingga berhasil menembus generasi muda dengan cara yang tidak biasa.
Melodi “koplo” yang kuat dari “Garam & Madu” membawa semangat baru ke musik “dangdut.” Keberhasilannya bukan hanya booming di TikTok, tetapi juga karena daya tarik emosionalnya. Lirik-lirik lagu ini, yang menggambarkan perasaan rindu dan patah hati, terasa sangat akrab dengan Gen Z. Kata-kata seperti “sakit dadaku, ku mulai merindu” telah digunakan dalam banyak video di TikTok, baik yang serius maupun komedi.
Baca Juga: Fourtwnty Raih Puncak Spotify Indonesia Dengan Lagu ‘Mangu’
Para kreator yang menggunakan lagu ini di TikTok tidak hanya menampilkan klip pendek. Tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan perasaan mereka. Hal ini menunjukkan betapa “Garam & Madu” berhasil menjembatani perasaan bercampur aduk yang sering dirasakan oleh anak muda dengan cara yang sangat sederhana namun kuat. Musik ini menyentuh hati mereka, mengingatkan mereka pada pengalaman pribadi mereka yang sering kali penuh dengan perasaan campur aduk.
Kombinasi Genre
Lagu ini juga menunjukkan transformasi musik “dangdut,” yang dulunya lebih disukai oleh orang tua. “Garam & Madu” membawa “dangdut” keluar dari ranah tradisional dan mengantarkannya ke dunia digital. Lagu ini menggabungkan elemen “koplo,” “trapsoul,” dan sedikit sentuhan “hip hop,” sehingga pendengar muda dapat menikmatinya tanpa kehilangan esensi asli musik “dangdut.”
“Garam & Madu” di TikTok lebih dari sekadar backsound lagu itu sudah berubah menjadi alat untuk berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan lewat video yang menghibur atau bahkan mengharukan. Potongan lirik dari lagu ini, yang kerap menghiasi berbagai video. Mampu merefleksikan berbagai perasaan yang dialami Generasi Z. Mulai dari rindu, kesedihan, hingga keinginan untuk bercanda di tengah situasi sulit.
Baca Juga: Lagu Tutur Batin Bermakna Sebagai Ekspresi Emosional
Menembus Dunia Digital dan Tren Global
Selain itu, “Garam & Madu” membuktikan bahwa “dangdut” bukan sekadar musik nostalgia yang lekat dengan acara tradisional. Kini, musik “dangdut” mampu menjadi bentuk ekspresi yang diterima generasi muda yang akrab dengan alunan musik internasional. Lagu ini menjembatani dua dunia yang kerap dianggap terpisah yakni dunia musik lokal dan dunia digital yang dipenuhi tren global.
Industri musik Indonesia tentu merasakan angin segar setelah kesuksesan “Garam & Madu”. Lagu ini membuka jalan bagi “dangdut” dan genre lokal lainnya untuk meraih popularitas di kalangan remaja. Hal ini juga membuktikan bahwa musik lokal mampu menguasai platform global seperti TikTok dengan cara yang kreatif.
Autentisitas Jadi Kunci
Autentisitas menjadi kunci di tengah era dominasi musik digital. “Garam & Madu” membuktikan bahwa sebuah lagu tidak harus lahir dari ide mewah atau biaya besar untuk meraih popularitas. Yang terpenting adalah getaran yang hidup dalam lagu itu, getaran yang mampu menyentuh pendengarnya, terutama generasi yang selalu mendambakan makna lebih dari sekadar hiburan.
Dengan “Garam & Madu”, kami menyadari bahwa musik “dangdut” bukan hanya untuk acara konvensional atau generasi terdahulu. Generasi muda kini dapat menikmati, mengembangkan, dan menerima musik ini dengan cara yang lebih kontemporer, relevan dengan kehidupan digital mereka. Lebih dari itu, melalui lagu ini, kita mungkin akan menyaksikan lebih banyak karya lokal yang menembus batas, mengangkat musik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di kancah dunia.
Baca Juga: Mengenal Lagu ‘Kumpul Bocah’ Soundtrack Film Jumbo
[…] Baca Juga : “Garam dan Madu” Membawa Dangdut ke Hati Gen Z […]
[…] Baca Juga: “Garam dan Madu” Membawa Dangdut ke Hati Gen Z […]