Kafe Mahboen Nuansa Pedesaan di Tengah Kota Malang

Kafe Mahboen, (Creartips).

Pemandangan Kafe Mahboen

Nuansa tenang sangat terasa di area kafe ini, Mahboen sebutannya. Sekilas dari namanya saja kita dapat menerka apakah kafe ini gabungan dari kata “Rumah dan Keboen (Mahboen)”. Entah benar atau tidak, memang begitulah tampaknya. Memasuki kafe ini kita langsung disuguhkan dengan banyaknya tumbuhan hijau menyelimuti area kafe. Seperti pohon pisang, pohon mangga, hingga tumbuhan hias lainnya.

Selain berbagai tumbuhan, kita juga dapat melihat rumah adat jawa tengah, yaitu rumah limasan. Rumah yang berdiri kokoh dengan susunan dinding bata merah, dan beberapa pilar penyangga. Hal inilah yang membuat kafe ini terasa bagai nuansa pedesaan.

Didalam Ruangan Kafe Mahboen, (Creartips).

Interior Mahboen

Bukan sekadar bangunan bersejarah yang dilestarikan. Rumah Limasan di kafe ini menjelma menjadi ruang bersantai yang damai, memadukan arsitektur tradisional dengan sentuhan kekinian yang bersahaja. Memasuki area rumah, terlihat Atapnya yang tinggi dengan struktur kayu yang kokoh menciptakan atmosfer teduh dan nyaman. Seolah membawa pengunjung kembali ke suasana rumah eyang di tengah pedesaan.

Ukiran kayu menghiasi beberapa bagian bangunan, menambah sentuhan otentik dan memperkaya nilai budaya yang ingin dihadirkan. Cahaya alami yang masuk melalui jendela-jendela besar berpadu dengan pencahayaan temaram di beberapa sudut, menciptakan gradasi visual yang menenangkan.

Kebun Kafe Mahboen

Selain rumah limasan yang menjadi jantung dari Kafe Mahboen, kita juga dapat merasakan kedamaian begitu melangkah keluar dari bangunan ini. Terlihat konsep kebun yang diusung terasa begitu nyata. Dengan rimbunnya pepohonan, tanaman hias yang tertata apik, dan jalan setapak yang berkelok di antara hijaunya dedaunan. Suara gemericik air dari kolam kecil menambah harmoni suasana, menciptakan ilusi berada jauh dari keramaian kota. Kursi dan meja kayu yang tersebar di berbagai sudut kebun mengundang pengunjung untuk duduk santai. Menikmati minuman segar atau hidangan lezat sambil ditemani semilir angin dan aroma alami tumbuhan.

Kafe yang berlokasi di jalan Raden Panji Suroso No. 136, Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur ini letaknya sedikit masuk kedalam sekitar 10 meter dari bibir jalan besar. Kafe ini sangat cocok bagi mahasiswa yang ingin fokus mengerjakan tugas. Tempatnya yang tenang dan berbagai menu yang disediakan sangat ramah di kantong pelajar, pengunjung sudah bisa mendapatkan Kopi, Minuman Manis, Dimsum, Onion Ring, Ricebowl, atau Nasi Ayam dengan harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 33.000 saja.

Baca juga: Tye Coffee House: Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan

Area Luar Kafe Mahboen, (Creartips).

Tempat bersantai

Pemilik kafe Mahboen tampaknya berhasil menciptakan sebuah oase di tengah urbanisasi. Perpaduan antara kemegahan arsitektur Limas yang sarat sejarah dengan kesederhanaan, dan kesejukan suasana pedesaan memberikan pengalaman yang unik dan tak terlupakan.

Mahboen bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati kopi atau bersantap. Melainkan sebuah ruang untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas. Menghirup udara segar, dan menemukan ketenangan dalam harmoni antara tradisi dan alam. Tak heran, kafe ini menjadi magnet bagi mereka yang mencari kedamaian dan keindahan di tengah hiruk pikuk Kota Malang.

Bagi para pemburu konten dan pecinta estetika, kafe Mahboen adalah surga visual. Hampir di setiap sudutnya menawarkan spot foto instagramable yang unik, mulai dari megahnya bangunan Limas dengan ukiran detailnya, hingga hijaunya taman yang tertata apik. Tak hanya memikat di siang hari, suasana enjoy dan romantis justru semakin terasa saat sore menjelang atau malam tiba, dengan pencahayaan temaram yang menyoroti keindahan arsitektur dan rimbunnya pepohonan, menciptakan pengalaman visual yang memanjakan mata.

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *