
Jakarta, 22 Mei 2025 — Museum Bahari Jakarta resmi membuka pameran “Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants” pada Kamis, 20 Maret 2025. Kolektif seniman Erub Arts dari Pulau Darnley, Australia, membuat 18 patung anyaman tangan dari limbah laut berbentuk hewan laut, seperti ikan, penyu, dan pari manta, dari jaring ikan bekas atau “ghost nets”.
Seni yang Menghidupkan Limbah
Dengan pendekatan kreatif, Erub Arts mengubah limbah laut menjadi karya seni yang memukau. Setiap karyanya secara simbolis menggambarkan kehidupan laut yang terancam oleh sampah plastik dan jaring hantu. Melalui ekspresi visual ini, para seniman menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut.
Kolaborasi Internasional untuk Kesadaran Lingkungan
Pameran ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, yang meresmikan pameran, menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi ekosistem laut.
Program Edukasi untuk Semua Usia
Selain pameran, Museum Bahari juga menyelenggarakan berbagai program edukasi, termasuk lokakarya dan diskusi yang dipandu oleh seniman dari Erub Arts. Penyelenggara merancang program ini untuk mengedukasi pengunjung tentang dampak sampah laut dan cara-cara kreatif untuk mengatasinya.
Pameran “Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants” terbuka untuk umum hingga 31 Agustus 2025. Seniman mengubah limbah laut menjadi karya seni yang menginspirasi dan menyampaikan pesan lingkungan yang mendalam kepada pengunjung.
Pengunjung memasuki ruang pameran dan seolah menjelajahi dunia bawah laut yang imajinatif. Setiap patung digantung atau disusun layaknya makhluk laut yang sedang berenang.
Pencahayaan biru dan suara lautan menguatkan pengalaman artistik yang immersif. Para seniman berhasil mengubah ruang museum menjadi alam bawah laut yang memikat.
Selain menampilkan karya, pameran juga menggelar lokakarya kreatif dan diskusi terbuka. Anak-anak dan dewasa diajak membuat karya seni dari bahan bekas.
Kegiatan ini mengajarkan bahwa limbah bisa menjadi sesuatu yang bernilai seni dan menyampaikan pesan yang kuat. Program ini menarik banyak sekolah dan komunitas kreatif lokal.
Baca Juga : Umar Mustofa dan Seni Robot dari Onderdil Bekas