
Yogyakarta — Pameran seni bertajuk “Pasar Malam: Night Market” digelar di Pendhapa Art Space (PAS), Bantul, Yogyakarta, mulai dari 14 Mei hingga 28 Mei 2025. Acara ini menjadi tempat kolaborasi antara seniman Indonesia dan Australia. Pameran seni “Pasar Malam: Night Market” adalah pameran kelompok yang menampilkan karya cetak saring oleh 15 seniman Indonesia dan Australia.
Karya Cetak Saring oleh 15 Seniman
Pameran seni “Pasar Malam: Night Market adalah pameran kelompok yang menampilkan karya cetak saring oleh 15 seniman Indonesia dan Australia. Alfin Agnuba, Amina McConvell, Enka Komariah, Ida Lawrence, Ipeh Nur, Jumaadi, Leyla Stevens, Malcolm Le Smith, dan kawan-kawan. Mereka menyuguhkan karya-karya dalam bentuk seni rupa, instalasi, seni suara, video hingga pertunjukkan.
Menjelajahi Tema Pasar Malam
Para seniman mengeksplorasi tema “Pasar Malam” sebagai ruang pertemuan budaya, ekspresi personal, dan imajinasi sosial. Lewat karya-karya yang ditampilkan, para seniman menghadirkan beragam tema seperti nostalgia, nuansa magis, dan hiburan dalam ingatan kolektif masyarakat.
Baca Juga: Pameran Seni Rupa “Roots and Beyond” ISI Yogyakarta
Konsep dari pameran ini merupakan bagian dari “Night Market Project, sebuah program seni kolaboratif antara Indonesia dan Australia yang telah berlangsung sejak 2023. Program tersebut kini dikembangkan melalui kegiatan residensi seniman dan penyelenggara pameran bersama di Indonesia.
Jika pasar pagi hari merupakan tempat berbelanja dan bergosip, namun pasar malam adalah dunia kebalikannya. Di mana, ketakutan dan hasrat terpendam kita dilepaskan.
Dilansir dari Impessa.id kurator sekaligus konseptor dari pameran seni ini, Michael Hornblow menjelaskan bahwa proyek ini lahir dari Night Market Project. Sebuah Program kolaboratif yang sudah lebih dulu berlangsung di beberapa kota di Australia. Program tersebut saat ini diperluas melalui kegiatan residensi seniman dan penyelenggaraan pameran kolaboratif di Indonesia.
Pembukaan Pameran
Acara pembukaan yang berlangsung pada 14 Mei 2025, dihadiri sejumlah seniman, pengamat seni, dan masyarakat umum. Selain pameran, kegiatan ini juga dilengkapi dengan diskusi dan presentasi karya dari para seniman.
Pendiri Pendhapa Art Space , Hanafi, menyatakan bahwa pameran ini menjadi sarana untuk menyampaikan narasi visual yang lebih dalam. Mencerminkan memori kolektif, pengalaman pribadi, dan respon terhadap situasi sosial yang kompleks.
Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum setiap hari hingga 28 Mei 2025. Pameran seni pasar malam juga menjadi sarana pertukaran gagasan serta ekspresi budaya antara Indonesia dan Australia
Baca Juga: VOID VISION: Rayakan Eksplorasi Seni Digital, Lewat Audio Visual
[…] Baca Juga: Pameran Seni Tampilkan Karya Eksploratif Seniman Dua Negara […]