Perpaduan Ruang Baca dan Toko Buku dalam Kenyamanan Artistik

Suasana bagian luar Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Maria Setia).
Suasana bagian luar Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Maria Setia).

Di tengah keramaian-pikuk Yogyakarta, tersembunyi sebuah tempat literasi bernama Buku Akik. Perpaduan Ruang Baca dan Toko Buku dalam Kenyamanan Artistik bernama Buku Akik. Tempat ini terletak di Jl. Kaliurang Km 12, Gg. Besi Raja No.60 D, Candi Karang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta.

Baca Juga : Muni Forest, Sensasi Menginap di Sangkar Burung Raksasa

Sejarah Buku Akik

Buku Akik adalah toko buku independen dan juga perpustakaan yang menyajikan koleksi  buku. Berbagai genre diutamakan seperti buku seni, sosial politik, dan sastra untuk dijual pada bagian timur ruangan. Ada lebih dari 7.000 buku untuk dibaca gratis ditempat bagian barat ruangan. Selain itu, juga menjual berbagai merchandise seperti totebag, kaos dan pin yang memiliki desain yang unik.

Toko ini berdiri sejak 2015 dan dibuka untuk umum pada 2018 oleh Tomi Wibisono. Kala itu, Tomi Wibisono masih menempuh studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada. Terinspirasi dari berbagai toko buku independen di dalam dan luar negeri, seperti C2O di Surabaya dan Shakespeare & Co di Paris, Tomi menciptakan ruang yang menggabungkan toko buku dan perpustakaan dengan nuansa rumah yang nyaman. Tomi merancang toko ini bukan sekadar tempat jual beli buku, melainkan ruang yang menyatukan komunitas melalui literasi dan seni.

Penulis dan Tokoh Publik

Najwa Shihab berkunjung ke Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Instagram Buku Akik).
Najwa Shihab berkunjung ke Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Instagram Buku Akik).

Banyak pengunjung Toko Buku Akik ini dari berbagai kalangan mulai dari penulis, tokoh publik, dan senim. Beberapa tokoh publik yang telah mengunjungi Buku Akik di antaranya Najwa Shihab, Eka Kurniawan, Pidi Baiq, Henry Manampiring, Bio One, dan Fanny Soegi. Dian Sastro juga pernah membeli buku di Buku Akik secara daring. Selain itu, Dian Sastro juga pernah membeli lima buku di Buku Akik secara daring hingga menunggu buku ready lagi.

Bahkan, beberapa pesohor, penulis, dan tokoh publik juga telah berkunjung ke Toko Buku Akik kala sedang berada di Yogyakarta. Lebih dari 659 ribu pengikut di Instagram, toko ini menjadi toko yang sukses memberi ruang para pecinta buku dan sastra.

Perpaduan Ruang Baca dan Toko Buku

Suasana bagian dalam Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Sabrina Azzahra).
Suasana bagian dalam Buku Akik perpaduan ruang baca dan toko buku, (Sabrina Azzahra).

Minat terhadap toko buku perlahan memudar seiring dengan pergeseran dunia menuju penggunaan media digital. Kemudahan era digital menjadi salah satu faktor yang menyebabkan buku cetak dianggap usang dan jarang disentuh. Di samping itu, alasan pelestarian lingkungan melalui pengurangan penggunaan kertas yang berasal dari pepohonan ikut mendorong produksi buku fisik. Meskipun demikian, anggapan-anggapan tersebut dapat terbantahkan dengan hadirnya toko buku yang mampu menarik perhatian dan membangun reputasi positif di tengah masyarakat.

Hal menarik lainnya yang adalah penggabungan antara toko buku dengan perpustakaan. Melihat perpustakaan di dalam toko buku memberikan sebuah perspektif baru tentang toko buku. Melalui Buku Akik ini, kedudukan toko buku dan perpustakaan mulai bergulir naik sebagai salah satu tempat yang kerap dikunjungi. Reputasi tersebut berhasil dibangun dengan kehadiran toko-toko buku yang memiliki bangunan atau bentuk ruang dengan nuansa vintage, tetapi tetap minimalis. Hal ini menjadi daya tarik masyarakat yang kembali menyukai tren dan mode lama tahun 80-90an, terutama anak muda zaman sekarang.

Arsitektur Buku Akik

Tampak dari luar Buku Akik dengan dinding bata merah dan jendela besar, (Sabrina Azzahra).
Tampak dari luar Buku Akik dengan dinding bata merah dan jendela besar, (Sabrina Azzahra).

Tampak dari luar, bangunan dengan dinding bata merah dan jendela besar menyambut pengunjung dengan estetika vintage. Toko Buku Akik menempati lantai pertama dari sebuah rumah dan menghadirkan suasana vintage minimalis yang khas. Tata ruang dalam bangunannya dirancang dengan sentuhan estetika yang menampilkan berbagai barang antik, seperti mesin. Keunikan konsep ruang ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan muda yang gemar berburu tempat nongkrong estetik sekaligus mencintai literasi.

Di Buku Akik, interiornya memancarkan suasana era tempo dulu. Termasuk gambar tokoh revolusioner, seperti Tan Malaka. Namun, masih ada juga beberapa hiasan yang identik di zaman modern, seperti miniatur rumah yang mirip dengan instalasi mini Buku Akik. Karena keunikan dekorasi dan pernak-pernik ini, orang biasa menyebut Buku Akik memiliki nuansa Ghibli.

Pada bagian dalam, rak-rak buku yang tingginya hampir tiga meter berdiri memenuhi ruangan. Menampung beragam koleksi mulai dari karya para penulis independen hingga buku-buku langka yang sulit ditemukan. Dekorasi seperti mesin tik, piringan hitam, dan action figure menambah kesan artistik yang khas. Tampilan Toko Buku Akik yang bergaya tempo dulu dengan dinding luar dari bata ekspos, kursi-kursi bergaya vintage di bagian dalam. Melalui akun Instagram mereka, @lifeatbukuakik, toko ini rutin membagikan berbagai potret serta kisah menarik dari para pengunjung.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *