
Creartips, 24 Mei 2025 Serikat Penulis Indonesia (Satupena) Jawa Timur menghadirkan pameran seni bertajuk “Eksplorasi Kearifan Lokal Melalui Sastra Visual” di Galeri Raos, Kota Batu, yang berlangsung hingga akhir Mei 2025. Pameran ini mengeksplorasi warisan budaya Nusantara melalui medium sastra visual yang memadukan tradisi dengan pendekatan kontemporer.
Memadukan Sastra Tutur dengan Seni Rupa Kontemporer
Begitu memasuki galeri, koleksi lukisan yang mengangkat legenda dan mitologi Nusantara dengan interpretasi visual segar menyambut pengunjung. Ketua Satupena Jawa Timur, Akaha Taufan Aminudin, menegaskan bahwa pameran ini menjadi “ruang eksplorasi kearifan lokal melalui medium sastra visual, yang kini jadi sarana penting menjaga etika budaya di era modern.”
Pameran ini menampilkan karya-karya yang merepresentasikan keberagaman interpretasi seniman terhadap legenda seperti Nyai Roro Kidul dengan nuansa hijau tosca laut misterius, melambangkan kekuatan alam yang manusia harus hormati. Sementara lukisan Dewi Sri menampilkan dominasi warna kuning emas dan hijau, merepresentasikan kemakmuran dan kesuburan tanah Jawa.

Transformasi Nilai Filosofis ke Bahasa Visual Modern
Dalam pameran ini, para seniman tidak hanya menghadirkan aspek visual yang menarik, tetapi juga menciptakan dialog antara masa lalu dan masa kini. Beberapa karya menggunakan pendekatan kontemporer dengan menggabungkan elemen tradisional dan modern dalam satu kanvas, menunjukkan relevansi legenda dalam kehidupan modern.
Satupena memilih Galeri Raos sebagai venue karena reputasinya dalam menghadirkan pameran seni berkualitas dan relevan dengan isu-isu budaya kontemporer. Setiap karya memiliki katalog berisi penjelasan mendalam tentang konteks budaya di balik setiap legenda yang seniman pilih.
Nusantara memiliki jutaan legenda yang sarat dengan kekayaan filosofis, pitutur luhur, dan berbagai simbol. Namun di era modern, masyarakat semakin menganggap warisan budaya ini kuno dan tidak relevan. Melalui pameran ini, Satupena berupaya menerjemahkan nilai-nilai filosofis dalam sastra tutur ke dalam bahasa visual yang generasi modern mudah cerna.
Salah satu contoh nilai yang seniman angkat adalah “Andhap Asor” yang mengajarkan sikap rendah hati. Para seniman memvisualisasikan konsep ini melalui simbol seperti padi, air, dan burung sebagai identitas budaya yang relevan di masa kini.
Diferensiasi menjadi kunci bagi kreator sastra visual untuk membedah kebenaran sejarah dan menciptakan interpretasi baru yang relevan dengan masa kini. Proses kreatif ini terbuka terhadap dinamika kritis yang konstruktif, memungkinkan legenda menjadi bahan baku untuk kreativitas baru.
baca juga : Pameran Ach Soiful Usung Ingatan dan Resistensi Visual
[…] Baca Juga: Pitutur Luhur Pameran Sastra Visual Di Galeri Raos Batu […]