Red Line, Boneka – Boneka Membingkai Kekerasan Sosial

Boneka yang membingkai kekerasan sosial
Creartips

Prie menggunakan boneka sebagai pengganti figur anak-anak dalam Pameran Kenduri Rupa yang memiliki latar belakang etis yang mendalam. Prie menghindari representasi langsung anak korban kekerasan untuk mencegah eksploitasi visual dan trauma tambahan.

Boneka Red Line menggantikan sosok anak, memungkinkan diskusi terbuka tanpa mengekspos identitas dan trauma korban. Prie memahami penderitaan anak korban kekerasan bukanlah tontonan publik yang layak dipertontonkan secara eksplisit. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman Prie tentang etika seni modern yang mengangkat isu sensitif anak-anak rentan.

Penggunaan boneka membuka ruang pemaknaan lebih luas tanpa terikat identitas spesifik korban kekerasan. Audiens dapat lebih bebas merefleksikan pengalaman pribadi mereka sendiri terhadap karya tersebut.

Boneka garis merah Prie menjadi kanvas kosong untuk memproyeksikan pengalaman personal tentang kekerasan. Hal ini memperkuat pesan Prie, memungkinkan koneksi emosional dengan kompleksitas kekerasan terhadap anak.

Makna di Balik Teknik Garis

Teknik garis yang menjadi ciri khas karya Red Line bukan sekadar pilihan estetis, melainkan bahasa visual yang penuh makna. Setiap garis boneka menggambarkan jejak luka dan trauma dalam jiwa anak-anak korban kekerasan.

Garis-garis melambangkan berbagai bentuk kekerasan yang anak-anak alami di ruang seharusnya aman. Warna merah menggambarkan darah, amarah, dan emosi dari kekerasan yang anak-anak alami.

Baca Juga : Jejak Cinta Ibu dalam Goresan Kuas

Warna merah yang dominan dalam karya-karya seri Red Line mengandung makna simbolis yang kuat. Merah menyimbolkan rasa sakit tersembunyi di balik pintu tertutup, sudut sepi, dan pertemanan beracun.

Penggambaran lembut namun menusuk menyentuh nurani publik, mengajak merefleksikan peran menghentikan kekerasan. Namun, di sisi lain, merah juga merupakan warna keberanian dan perlawanan.

Prie Wahyuno selaku pengkarya

Dampak Sosial dan Refleksi Kolektif

Prie menyampaikan pesan untuk korban kekerasan dan pelaku, termasuk orang tua pelaku kekerasan. Pesan juga ditujukan kepada saksi, pendidik, dan masyarakat yang bertanggung jawab menciptakan lingkungan aman. Melalui boneka merah, Prie membawa isu perundungan anak ke dalam wacana publik lebih luas.

Karya seni Red Line juga menjadi jembatan dialog antargenarasi. Melalui boneka merah, Prie membawa isu perundungan anak ke dalam wacana publik lebih luas. Prie mengajak orang dewasa merenung pengalaman masa kecil dan nilai yang diwariskan ke generasi berikutnya. Karya Prie berfungsi sebagai dokumentasi sosial dan katalis perubahan cara masyarakat menyikapi perundungan.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *