
Revolusi musik tradisional di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi musik modern, gen z Indonesia menunjukkan ketertarikan baru terhadap musik tradisional. Dengan adanya kolaborasi inovatif dengan genre kontemporer seperti EDM, hip-hop dan Pop. Fenomena tersebut justru menimbulkan pertanyaan apakah ini bentuk pelestarian budaya atau justru komodifikasi?
Kolaborasi Tradisi dan Modernitas
Inovasi seperti gamelan digital di Desa Cipatujuh, Tasikmalaya, menunjukkan bagaimana teknologi mampu membangkitkan minat generasi muda pada musik tradisional. Gamelan digital ini juga, menciptakan lapangan kerja dan menjadi sarana ekspresi kreatif anak muda yang memadukan tradisi dan teknologi modern.
Contoh lainnya adalah kolaborasi musik Tanjidor dengan EDM yang dilakukan oleh mahasiswa dari program studi Bisnis Kreatif universitas Indonesia. Mereka memadukan alat musik tradisional Betawi seperti Klarinet dan terompet dengan beat elektronik. Dengan hal itu, mereka berhasil menarik perhatian gen z dan memperkenalkan kembali musik Tanjidor ke khalayak yang lebih luas.
Tak hanya itu, grup musik seperti Weird Genius juga berhasil menggabungkan unsur gamelan Jawa dengan musik elektronik. Penggabungan tersebut mereka tuangkan dalam lagu yang berjudul “Lathi”. Lagu tersebut menjadi viral dan memperkenalkan elemen budaya Indonesia ke panggung internasional.
Baca Juga: Makna di Balik “Satu Langkah” Karya Raissa Anggiani
Data dan Dampak
Menurut survei yang dilakukan oleh tSurvey.id terhadap 174 responden gen z, bahwa sebanyak 62% mengikuti tren musik koplo. Di mana, musik tersebut merupakan subgenre dangdut yang menonjolkan instrumen gendang yang merupakan alat musik tradisional Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa musik tradisional dengan sentuhan modern masih memiliki tempat di hati generasi muda.
Selain itu, sebanyak 57% responden juga setuju bahwa musik koplo adalah musik yang tepat untuk menemani patah hati. Hal ini menandakan kedekatan emosional mereka dengan genre ini.
Penelitian Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) juga menyebut bahwa platform seperti TikTok dan Instagram berperan penting dalam konsumsi musik digital oleh gen z. Platform tersebut digunakan sebagai sarana untuk menemukan dan membangkitkan musik. Baik musik modern maupun musik tradisional yang telah diaransemen ulang dengan gaya modern.
Baca Juga: “Garam dan Madu” Membawa Dangdut ke Hati Gen Z
Pelestarian atau Komodifikasi?
Meskipun revolusi musik tradisional memberi semangat baru bagi pelestarian budaya di Indonesia. Namun, hal tersebut muncul kekhawatiran bahwa adaptasi musik tradisional ke dalam format modern dapat menghilangkan makna dan filosofinya
Beberapa kritikus menilai bahwa tanpa pemahaman mendalam, kolaborasi ini bisa menjadi bentuk komodifikasi budaya yang hanya mengejar popularitas.
Tradisi dan Inovasi
Kolaborasi antara musik tradisional dan modern menawarkan peluang untuk pelestarian budaya yang relevan dengan zaman. Namun, perlu untuk memastikan bahwa inovasi ini dilakukan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai asli dan melibatkan komunitas budaya secara aktif.
Dengan pendekatan yang tepat generasi muda khususnya gen z, dapat menjadi agen perubahan yang menjaga warisan budaya. Hal tersebut juga untuk mendorong inovasi musik yang asli dan bermakna.
Baca Juga: Lagu Sinarengan, Simbol Romansa Kreatif Denny Caknan