
Di tengah hiruk pikuk gaya hidup modern, banyak orang merindukan ruang yang tidak hanya estetik, tapi juga punya rasa tempat di mana hati bisa istirahat, bukan hanya tubuh. hadir menjawab kerinduan itu.Di sudut kota yang tenang, kafe ini menyambut pengunjung bukan hanya sebagai tempat ngopi, tetapi juga sebagai ruang hangat yang menggunakan material sederhana: kayu dan rotan.
Sederhana, Tapi Penuh Makna
Saat pertama kali memasuki Tye Coffee House, hal pertama yang terasa adalah kehangatan. Bukan hanya dari secangkir kopi yang mereka sajikan, tetapi juga dari suasana yang mereka bangun dengan penuh perhatian. Para perancang ruang yang kreatif mendominasi interior dengan kayu alami dan rotan dua bahan yang mungkin terdengar biasa, tetapi mereka ubah menjadi sesuatu yang sangat istimewa.
Dinding kayu dengan tekstur kasar alami, meja-meja tanpa polesan mengilap, serta lampu-lampu gantung berbalut anyaman rotan menciptakan atmosfer yang mengajak kita bernapas lebih pelan. Di sini, mereka menghadirkan segala sesuatu secara jujur dan sederhana, tanpa melebih-lebihkan atau berpura-pura.Justru kesederhanaan itu menumbuhkan kehangatan dan rasa akrab secara alami.

Salah satu elemen paling mencuri perhatian di Tye adalah instalasi lampu rotan yang menggantung di beberapa titik ruang.Lampu-lampu ini bukan sekadar alat penerangan; setiap nyalanya mengisahkan sesuatu—pengrajin lokal merangkainya dengan tangan terampil, desainer mengolah budaya tradisional menjadi elemen modern, dan mereka merancang cahaya yang tidak menyilaukan, tapi justru menenangkan.
Sederhana, Tapi Penuh Makna
Saat pertama kali memasuki Tye Coffee House, hal pertama yang terasa adalah kehangatan. Bukan hanya dari secangkir kopi yang mereka sajikan, tetapi juga dari suasana yang mereka bangun dengan penuh perhatian.
Para perancang ruang yang kreatif mendominasi interior dengan kayu alami dan rotan, dua bahan yang mungkin terdengar biasa, tetapi mereka ubah menjadi sesuatu yang sangat istimewa.
Dinding kayu dengan tekstur kasar alami, meja-meja tanpa polesan mengilap, serta lampu-lampu gantung berbalut anyaman rotan menciptakan atmosfer yang mengajak kita bernapas lebih pelan. Di sini, mereka menghadirkan segala sesuatu secara jujur dan sederhana, tanpa melebih-lebihkan atau berpura-pura. Justru kesederhanaan itu menumbuhkan kehangatan dan rasa akrab secara alami.
Instalasi Lampu Rotan yang Menawan
Salah satu elemen paling mencuri perhatian di Tye adalah instalasi lampu rotan yang menggantung di beberapa titik ruang. Lampu-lampu ini bukan sekadar alat penerangan; setiap nyalanya mengisahkan sesuatu—pengrajin lokal merangkainya dengan tangan terampil, desainer mengolah budaya tradisional menjadi elemen modern, dan mereka merancang cahaya yang tidak menyilaukan, tetapi justru menenangkan.
Setiap lampu memiliki bentuk yang berbeda, menunjukkan bahwa tidak ada dua hasil kerajinan yang benar-benar sama. Di sinilah letak keindahannya unik, organik, dan hidup. Saat malam tiba, cahaya kekuningan dari lampu rotan menyelimuti ruangan dengan nuansa yang intim, membuat siapa pun betah berlama-lama.
Desain yang Menghargai Ruang dan Waktu
Tye Coffee House tidak mereka hadirkan hanya untuk tampil “Instagramable.” Memang, banyak orang memotret kafe ini karena mereka melihat tampilannya yang cantik, tetapi yang lebih penting: para pengunjung merasakan keindahannya secara langsung saat mereka duduk dan menikmati suasananya. Mereka menyusun meja dan kursi dengan jarak yang pas, supaya setiap orang tetap nyaman dan punya ruang pribadi.
Ada sudut khusus bagi yang ingin bekerja dengan laptop, ada pula area santai dengan sofa dan tanaman hijau bagi yang ingin berbincang lama. Para perancang menciptakan elemen-elemen desain ini secara cermat dan penuh perhatian, tanpa melakukan apa pun secara asal-asalan.
Suasana yang Ramah dan Menyambut
Pemilik dan perancang Tye percaya bahwa ruang yang baik adalah ruang yang mengerti manusia. Mereka memahami bahwa kita butuh kenyamanan, bukan sekadar visual. Maka dari itu, suasana di Tye terasa seperti rumah kedua: tenang, ramah, dan tidak membuat lelah. Bukan hanya soal kopi, kursi kayu, atau lampu rotan. Para perancang mencermati setiap elemen, lalu mereka menyusun dan memadukannya dengan rapi untuk menciptakan suasana hangat yang menghubungkan setiap orang dengan diri sendiri, sesama, dan lingkungan sekitar.
Melambat di Tengah Kehidupan yang Sibuk
Dalam dunia yang serba cepat dan sibuk, Tye adalah tempat untuk melambat sejenak. Untuk mengingat kembali bahwa hal-hal sederhana seperti secangkir kopi, cahaya lampu rotan, dan percakapan tanpa ponsel adalah hal-hal yang paling kita rindukan. Tye membuka pintu lebar bagi siapa pun yang ingin datang, baik sendiri maupun bersama teman.
Pesan Keselamatan dan Kenyamanan
Suasananya tidak menghakimi, tidak memaksa. Bahkan ketika kamu datang sendiri, orang-orang di sini menyambutmu dengan hangat dan membuatmu merasa diterima. Seolah ruang ini menyampaikan pesan sederhana: “Tenang saja, kamu aman di sini.” Tye Coffee House bukan hanya sekadar tempat ngopi, tetapi juga sebuah oasis bagi jiwa yang merindukan ketenangan dan kehangatan.
Baca Juga : Kafe Mahboen Nuansa Pedesaan di Tengah Kota Malang
[…] Baca Juga : https://creartips.com/tye-coffee-house-menyulam-kayu-dan-rotan-menjadi-tempat-kehangatan/ […]
[…] Baca juga: Tye Coffee House: Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan […]
[…] Baca Juga: Tye Coffee House Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan […]
[…] Baca juga: Tye Coffee House Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan […]
[…] Baca Juga: Tye Coffee House Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan […]
[…] Baca Juga: Tye Coffee House Menyulam Kayu Rotan Menjadi Kehangatan […]