
Kota Batu — Sebuah karya lukisan bertajuk “Ibuku” menarik perhatian pengunjung dalam gelaran Pameran Seni Rupa Kenduri yang berlangsung di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Minggu (27/04/2025).
Makna Cinta dan Pengorbanan Ibu dalam Sapuan Kuas Koeboe Sarawan
Lukisan bertema ibu mencuri perhatian di pameran seni Kota Batu, menyiratkan cinta tanpa syarat dan pengorbanan melalui warna monokrom dan sapuan kuas sederhana. Tidak banyak ornamen atau warna mencolok di sana. Justru dalam kesederhanaannya, lukisan ini terasa sangat hidup. Koeboe Sarawan melalui lukisan “Ibuku” menggambarkan sorot mata ibu yang kosong namun bermakna, menyiratkan kasih sayang yang sering tak disadari. Karya ini membangkitkan emosi berupa kerinduan, luka, dan kekuatan yang menyentuh setiap pengunjung. Lukisan ini juga menampilkan dua anak kecil di tanah kering, simbol perjuangan hidup di tengah peran sebagai pelita keluarga. Meski demikian, mereka tetap kembali kepada sang pelita keluarga sebagai tempat bernaung dan sumber kekuatan.

Sentuhan Emosional dalam Setiap Guratan Karya Koeboe Sarawan
Menurut pengunjung pameran, makna yang ditawarkan dalam lukisan ini terasa sangat mendalam. Banyak di antara mereka yang mengaku terharu, sedih, hingga pilu setelah menatap karya tersebut. Beberapa pengunjung mengungkapkan bahwa lukisan ini mengingatkan mereka pada besarnya pengorbanan, penderitaan, dan cinta kasih orang tua yang sering terlupakan di tengah kesibukan sehari-hari. Koeboe Sarawan berhasil menghidupkan kekuatan emosi tanpa perlu menggunakan warna-warna cerah. Setiap guratan kuas, bayangan, hingga detail halus pada lukisan mengundang rasa haru, sedih, dan pilu dari para pengunjung. Pengunjung mengaku bahwa lukisan itu menyentuh hati mereka dan mengingatkan akan cinta orang tua yang sering terlupakan. Kurator menilai lukisan ini menggambarkan peran ibu sebagai sumber rasa aman dan keteguhan bagi anak-anaknya. “Lukisan ini berbicara tentang kasih ibu yang tidak pernah pudar, bahkan saat tidak lagi terlihat oleh mata,” ujarnya.
Tatapan mata ibu yang lelah namun penuh cinta dalam lukisan tersebut menjadi simbol kekuatan yang tak tergantikan. Lukisan dalam pelukan sederhana ini berhasil menghadirkan makna ketenangan dan penyembuhan ribuan luka, sekaligus mengingatkan pengunjung untuk menghargai dan mencintai sosok ibu. Melalui karyanya, Koeboe Sarawan berharap masyarakat bisa kembali mengingat pentingnya menghargai, mengasihi, dan mencintai sosok ibu. Koeboe Soerawan mengajak setiap orang untuk membalas cinta ibu dengan sepenuh hati sebagai cara terbaik menghormati semua pengorbanan yang telah ibu berikan sepanjang hidup.
Baca Juga : Kenduri Rupa: Panggung Seni 165 Pelukis dalam Satu Pameran
[…] Baca Juga : https://creartips.com/jejak-cinta-ibu-dalam-goresan-kuas/ […]
[…] Baca Juga : Jejak Cinta Ibu dalam Goresan Kuas […]